Senin, 20 Juni 2016

frozen shoulder

FROZEN SHOULDER
 DEFINISI Frozen shoulder atau bahu beku adalah kelainan sendi yang diakibatkan karena terjadinya perlengketan antar kapsul sendi bahu dengan tendon otot-otot bahu di sekitarnya. Perlengketan ini umumnya disebabkan karena adanya peradangan pada salah satu tendon otot bahu yang berlangsung cukup lama atau kronis. Penebalan dan perlengketan kapsul sendi karena proses peradangan lama Penebalan dan perlengketan kapsul sendi karena proses peradangan lama Sumber : www.moveforwardpt.com Nama lain dari frozen shoulder adalah adhesive capsulitis. Kelainan ini menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan pada sendi yang mengakibatkan terbatasnya gerakan bahu ke segala arah. Seiring waktu, bahu menjadi sangat sulit untuk digerakkan. Frozen shoulder terjadi pada sekitar 2% dari populasi umum dan termasuk 5 penyebab tersering keluhan nyeri pada bahu, paling sering mempengaruhi orang berusia antara 40-60 tahun dan wanita lebih rentan mengalaminya dibanding pria. Sendi bahu adalah sendi putar yang dikelilingi oleh banyak otot, tendon dan ligament (jaringan pengikat dan jaringan penyangga ). Sendi ini dibentuk oleh 3 macam tulang yaitu tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (scapula) dan tulang selangka (clavicula). Bagian atas (kepala) tulang lengan atas akan masuk ke dalam suatu cekungan yang dibentuk oleh tulang belikat dan diikat oleh jaringan ikat yang kuat yang disebut sebagai kapsul bahu yang berfungsi menstabilkan posisi lengan atas agar tetap berada dalam cekungannya. Kapsul bahu akan mengelilingi sendi bahu dan Rotator Cuff tendon. Sendi bahu otot dan tulang-tulang pembentuknya Sendi bahu, otot dan tulang-tulang pembentuknya Sumber ” www.aafp.org Sendi bahu memiliki arah gerakan (range of motion) yang paling banyak dibanding sendi-sendi lainnya. Hal inilah yang membuat kita dapat melakukan begitu banyak gerakan menggunakan bahu, seperti mengangkat lengan ke atas, samping, belakang, dan juga memutar dan menyilangkan lengan. Adanya cairan pelumas sendi (cairan sinovial) akan semakin memudahkan sendi untuk bergerak. PENYEBAB Penyebab terjadinya frozen shoulder tidak sepenuhnya dipahami. Pada frozen shoulder, jaringan halus dari kapsul bahu akan mengeras, menebal dan meradang disertai timbulnya perlengketan antara kapsul bahu dengan tendon-tendon otot yang berada di sendi bahu. Hal ini umumnya terjadi akibat peradangan yang berlangsung cukup lama yang dipicu cedera ringan karena pemakaian berulang ataupun karena faktor lain seperti pada penyakit kronis. Perlengketan dan penebalan kapsul sendi bahu Perlengketan dan penebalan kapsul sendi bahu Sumber : www.shouldereducation.dreamhosters.com & www.staceycookmassage.com Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko untuk menderita frozen shoulder adalah sebagai berikut : • Imobilisasi sendi bahu. Frozen shoulder sering terjadi pada seseorang yang terlalu lama tidak menggunakan/menggerakkan bahunya. Umumnya ini terjadi pada penderita post operasi cedera tulang bahu, post operasi dada atau payudara, atau cedera lainnya atau karena kondisi kesehatan yang kronis seperti pada penderita Diabetes, Stroke atau adanya Artritis inflamasi kronis pada sendi bahu. • Penderita penyakit medis tertentu seperti Diabetes Mellitus, Hipertiroid (aktifitas kelenjar tiroid yang berlebihan), Hipotiroid (aktifitas kelenjar Tiroid yang kurang), penderita penyakit Kardiovaskuler (Stroke, Penyakit Jantung), Tuberculosis dan Parkinson. Penderita Diabetes memiliki risiko untuk mengalami frozen shoulder sekitar 10 – 20%. Mekanisme pasti tidak diketahui secara jelas, namun beberapa diantaranya dikaitkan dengan penurunan aktifitas sendi bahu yang cukup berarti. • Cedera khususnya yang diakibatkan aktifitas berulang dan berlebih yang menggunakan sendi bahu (lihat bab Tendinitis Rotator Cuff). Gerakan berulang dan berlebih pada bahu dapat menyebabkan puncak dari tulang lengan atas bergesekan dengan sebagian sendi bahu dan tendonnya, sehingga menyobek serat-seratnya. Cedera ringan dapat menyebabkan reaksi radang lokal atau tenditinitis dan bursitis. Kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya bila diistirahatkan dari gerakan-gerakan yang memicu gesekan tersebut. Namun rasa nyeri akibat peradangan pada tendon otot bahu sering menyebabkan penderita akan semakin mengurangi gerakannya, dan bila berlangsung cukup lama, justru akan menimbulkan masalah baru yaitu terjadinya keluhan bahu beku (frozen shoulder). • Wanita. Wanita umumnya pada masa menopause lebih berisiko mengalami frozen shoulder dibanding pria. Namun mekanisme pasti juga tidak diketahui secara jelas. GEJALA Keluhan dan gejala biasanya mulai secara bertahap, memburuk dari waktu ke waktu sejalan perubahan yang terjadi pada kapsul sendi bahu. Tanda khas dari gejala ini adalah rasa nyeri, kekakuan sendi dan kehilangan jangkauan gerak bahu. Penderita akan kesulitan menggerakkan bahu, baik ketika penderita menggerakkan bahunya sendiri atau dengan bantuan orang lain. Rasa nyeri akan timbul secara bertahap sejalan dengan semakin kakunya sendi dan kesulitan dalam bergerak. Pada kasus yang parah dan lama, rasa nyeri timbul setiap saat tanpa dipicu pergerakan dan akan menggangu waktu istirahat/tidur. Rasa kaku pada sendi terjadi akibat pembentukan jaringan parut, penebalan dan penyusutan kapsul sendi yang mengelilingi sendi bahu. Hal ini menyebabkan bahu semakin kehilangan rentang geraknya, sehingga aktifitas kegiatan sehari-hari menjadi sangat terhambat. Proses ini berlangsung hingga 6 minggu sampai 9 bulan. Dalam kasus yang parah, penderita mungkin tidak dapat menggerakkan bahunya sama sekali. Pola nyeri dan keterbatasan gerak akibat pembentukan jaringan parut pada frozen shoulder Pola nyeri dan keterbatasan gerak akibat pembentukan jaringan parut pada frozen shoulder Sumber : www.aidmyfrozenshoulder.com DIAGNOSA Diagnosa didasarkan dari gejala nyeri yang ada dan riwayat penyakit atau aktifitas sebelumnya. Gejala yang timbul akibat frozen shoulder umumnya berjalan secara lambat dan bersifat kronis. Beberapa keadan lain seperti peradangan sendi atau otot bahu, artritis degeneratif sendi bahu, juga dapat memberikan keluhan dan gejala yang hampir sama, yaitu pembengkakan, nyeri dan kekakuan, namun gejala umumnya timbul lebih cepat. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan rentang gerak sendi bahu yang secara signifikan terbatas, baik ketika bahu digerakkan sendiri oleh penderita (pemeriksaan jangkauan aktif gerak) atau saat bahu digerakkan oleh pemeriksa (pemeriksaan jangkauan pasif gerak). Keterbatasan gerak bahu hampir ke segala arah baik pada pemeriksaan jankauan aktif dan pasif, dan hal ini yang membedakan dengan kelainan tendinitis pada Rotator Cuff (peradangan pada tendon otot-otot bahu), dimana nyeri dan keterbatasan arah pergerakan sendi lebih sesuai dengan lokasi tendon yang mengalami peradangan (tidak ke segala arah). Pemeriksaan penunjang seperti Foto Rontgen, MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau ultrasonografi kadang diperlukan untuk memastikan diagnosis ataupun untuk mengesampingkan penyebab lain dari keluhan yang timbul, seperti kemungkinan adanya artritis, atau sobekan pada tendon di Rotator Cuff. Gambaran MRI pada frozen shoulder Gambaran MRI pada frozen shoulder Sumber : www.shoulderorthopaedist.com.au PENGOBATAN Jenis pengobatan yang harus dilakukan tergantung pada seberapa parah kondisi frozen shoulder yang dialami dan seberapa jauh kelainan tersebut sudah berkembang, walau umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama dengan kisaran waktu 1 hingga 3 tahun. Tanpa pengobatan yang agresif, kondisi frozen shoulder ini dapat menjadi permanent. Fokus pengobatan adalah untuk mengontrol rasa nyeri dan mengembalikan gerakan dan kekuatan otot-otot bahu. Ada dua pilihan dasar untuk pengobatan yaitu pengobatan konservatif atau non bedah dan pengobatan secara bedah (operatif). . Lebih dari 90% penderita akan membaik dengan metode perawatan konservatif. 1. Obat-obatan • Obat Antiinflamasi Non Steroid seperti Ibuprofen atau Naproxen sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Dosis obat yang diperlukan kadang lebih tinggi dari dosis untuk mengurangi nyeri dan mengingat efek sampingnya, diperlukan dosis yang direkomendasikan oleh dokter. • Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi proses inflamasi seperti Kortikosteroids atau campuran kortokosteroid dan anestesi lokal sering dilakukan. Kortikosteroid sering diberikan dalam bentuk injeksi pada area nyeri. Injeksi Kortikosteroid umumnya diberikan pada proses akut dengan keluhan nyeri yang hebat, meskipun tidak semua orang akan mendapatkan efek yang sama. Jika efek injeksi dirasa membantu, biasanya tindakan ini akan diulang sebulan sekali sampai 3 kali. Injeksi harus dilakukan oleh dokter yang telah terlatih untuk melakukan tindakan ini. Untuk pemakaian oral, harus hati-hati mengingat efek samping yang ditimbulkannya seperti penipisan kulit, memar, osteoporosis, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi dan katarak. Orang-orang dengan ulkus peptikum, tekanan darah tinggi, infeksi yang tidak teratasi, diabetes, dan glaukoma sebaiknya tidak menggunakan kortikosteroid. Terapi injeksi Untuk meredakan nyeri dan peradangan Terapi injeksi Untuk meredakan nyeri dan peradangan Sumber : www.rotatorcuffinjurytips.net 2. Terapi fisik (fisioterapi) dan latihan fisik • Terapi fisik (Fisioterapi) merupakan perpaduan terapi menggunakan alat-alat ultrasound, laser dan pelatihan fisik. Ultrasound adalah metode terapi dengan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) pada daerah yang terkena. Gelombang suara ini akan diubah menjadi panas pada jaringan tangan bagian dalam, sehingga melebarkan pembuluh darah dan memberikan suplai oksigen yang lebih banyak pada daerah yang cedera. Terapi ini seringkali diberikan bersama dengan latihan fisik dan dilakukan oleh dokter ahli. Terapi ini umumnya dilakukan selain untuk memperbaiki kondisi jaringan yang meradang, juga untuk mempersiapkan bahu menjalani latihan fisik yang berfungsi untuk menjaga rentang gerak bahu dan melatih kekuatan otot-otot bahu. • Latihan fisik berupa peregangan dan latihan rentang gerak sendi bahu direkomendasikan di awal periode pemulihan untuk membantu menjaga mobilitas sendi dan fleksibilitas dari otot-otot dan tendon di bahu dan untuk meningkatkan jangkauan gerak sendi. Beberapa variasi latihan peregangan akan diajarkan oleh dokter atau seorang ahli terapi fisik (fisioterapis) dengan semakin meningkatkan intensitas latihan dan rentang gerak sendi hingga diharapkan dapat benar-benar pulih. Beberapa variasi latihan peregangan yang dianjurkan sebagai berikut : (1). Gerakan Eksternal Rotation (peregangan /stretch pasif). Posisi berdiri di ambang pintu dan tekuk lengan yang sakit dengan posisi siku 90° untuk mencapai pintu tersebut. Kemudian lakukan gerakan menjauh dan memutar tubuh anda seperti yang ditunjukkan pada gambar no (1). Tahan gerakan ini selama ± 30 detik. Istirahat sejenak dan kemudian ulangi kembali. (2). Gerakan Forward Flexion Latihan ini dilakukan dengan posisi tubuh berbaring telentang dengan kaki lurus. Gunakan lengan yang sehat untuk mengangkat lengan yang sakit hingga di atas kepala sampai dirasakan peregangan ringan pada area bahu yang sakit. Tahan posisi ini selama ± 15 detik dan turunkan lengan perlahan-lahan hingga kembali ke posisi awal. Istirahatkan sejenak dan ulangi gerkan ini kembali. (3). Crossover Arm Stretch Tarik lengan yang sakit menuju dada tepat di bawah dagu sejauh mungkin tanpa menimbulkan rasa nyeri. Tahan selama ± 30 detik, istirahatkan sejenak dan ulangi kembali gerakan tersebut. Latihan fisik untuk peregangan dan melatih rentang gerak sendi bahu Latihan fisik untuk peregangan dan melatih rentang gerak sendi bahu Sumber : www.zipheal.com • Pemberian tapping akan membantu meredakan ketegangan dan menjaga posisi bahu tetap normal. Pemberian tapping untuk mengurangi ketegangan Pemberian tapping untuk mengurangi ketegangan Sumber : www.ortho.ucla.edu Jika pengobatan secara konservatif tidak membantu, operasi kadang-kadang dilakukan untuk melonggarkan, meregangkan atau melepaskan kapsul sendi dan beberapa jaringan ketat di sekitar bahu. Dua operasi yang sering dilakukan yaitu tindakan manipulasi di bawah anestesi dan operasi menggunakan arthroscope untuk memotong jaringan ketat dan jaringan parut yang ada. Pada tindakan manipulasi dibawah anestesi, penderita akan ditidurkan dan kemudian dokter akan memaksa bahu penderita untuk bergerak yang menyebabkan kapsul dan jaringan parut menjadi regang atau sobek. Hal ini bertujuan untuk melepaskan perlengketan dan meningkatkan jangkauan gerak sendi. Komplikasi dari tindakan ini dapat terjadi patah tulang lengan atas. Setelah menjalani tindakan manipulasi, penderita diharapkan tetap aktif melatih bahu agar mobilitas dan fungsinya dapat kembali normal atau mendekati normal. Tindakan manipulasi dibawah anestesi untuk melonggarkan jaringan parut di sendi bahu Tindakan manipulasi dibawah anestesi untuk melonggarkan jaringan parut di sendi bahu Sumber : www.aidmyfrozenshoulder.com Operasi lainnya menggunakan atrhroscope, yaitu sebuah alat (instrumen) kecil yang dimasukkan ke area bahu melalui sayatan kecil di bahu. Tindakan operasi menggunakan Arthroscope untuk melepas jaringan parut Tindakan operasi menggunakan Arthroscope untuk melepas jaringan parut Sumber : www.delhiarthroscopy.com Dalam banyak kasus, tindakan manipulasi dan tindakan atrhroscope diperlukan secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Operasi ini dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Dan umumnya akan didapatkan hasil yang baik dengan kombinasi kedua metode ini. Hasil rentang gerak sendi setelah operasi Arthroscope Hasil rentang gerak sendi setelah operasi Arthroscope Sumber : www.aidmyfrozenshoulder.com Setelah operasi, latihan fisik tetap diperlukan untuk mempertahankan gerak yang dicapai dari hasil operasi. Waktu pemulihan bervariasi, mulai dari 6 minggu hingga 3 bulan. Hasil jangka panjang setelah operasi umumnya baik, dengan penurunan rasa nyeri dan jangkauan sendi yang semakin meluas. Namun dalam beberapa kasus, meski telah beberapa tahun, gerak sendi tidak sepenuhnya kembali normal dan sejumlah kecil kekakuan tetap ada. Pada periode rehabilitasi, sangat penting untuk mencegah terjadinya re-injury jaringan. Penderita harus menghindari gerakan bahu yang tiba-tiba, gerakan menyentak atau angkat beban berat dengan bahu yang sakit. PENCEGAHAN Salah satu penyebab yang paling umum dan sering terjadi adalah karena imobilitas (tidak bergeraknya) sendi bahu yang cukup lama. Hal ini umum terjadi pada masa pemulihan dari cedera bahu, patah lengan atau pada penyakit kronis yang menyebabkan penderita mengurangi aktifitas gerakan atau akibat ketidakmampuannya untuk bergerak, seperti pada penderita stroke. Bila hal ini terjadi, lakukan konsultasi kepada dokter ahli untuk memastikan langkah yang harus ditempuh agar kejadian frozen shoulder tidak terjadi. REFERENSI • Frozen Shoulder. American Academy of Orthopedics Surgeon. OrthoInfo.2014. • Frozen Shoulder. Mayo Clinic.2014 • Frozen Shoulder. WebMd.2014 • Frozen Shoulder. Medicinet.com.2014 • Frozen Shoulder. NHS Choice.2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar