Senin, 20 Juni 2016

BIOMEKANIK SHOULDER JOINT

BIOMEKANIK SHOULDER JOINT

1.           Anatomi Fungsional Dan Biomekanik 

a.      Shoulder joint
Gerakan-gerakan yang terjadi digelang bahu dimungkinkan oleh sejumlah sendi yangsaling berhubungan erat, misalnya sendi kostovertebral atas, sendi akromioklavikular, permukaan pergeseran skapulotorakal dan sendi glenohumeral atau sendi bahu.Gangguan gerakan dalam sendi bahu sering mempunyai konsekuensi untuk sendi-sendiyang lain di gelang bahu dan sebaliknya.Sendi bahu dibentuk oleh kepala tulang humerus dan mangkok sendi, disebut cavitasglenoidalis. Sendi ini menghasilkan gerakan fungsional sehari-hari seperti menyisir,menggaruk kepala, mengambil dompet, dan sebagainya atas kerjasama yang harmonisdan simultan dengan seni-sendi lainnya. Cavitas glenoidalis sebagai mangkok sendi bentuknya agak cekung tempat melekatnya kepala tulang humerus dengan diameter cavitas glenoidalis yang pendek kira-kira hanya mencakup sepertiga bagian dan kepalatulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis membuat sendi tersebut tidak stabil namun paling luas gerakannya.Beberapa karakteristik dari pada sendi bahu yaitu : perbandingan antara permukaanmangkok sendinya dengan kepala sendi tidak sebanding, kapsul sendinya relative lemah.Otot-otot pembungkus sendi relative lemah seperti otot supraspinatus, infraspinatus, teresminor, dan subscapularis, gerakan paling luas, tetapi stabilitas sendi relatif kurang stabil.Dengan melihat keadaan sendi tersebut, maka sendi bahu lebih mudah mengalamigangguan fungsi dibandingkan dengan sendi lainnya.
b.      Kapsul sendi
Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan :
1)      Kapsul sinovial (lapisan bagian dalam)Dengan karakteristik mempunyai jaringan fibrokolagen agak lunak dan tidak memilikisaraf reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya menghasilkan cairan sinovial sendi dansebagai transfomator makanan ke tulang rawan sendi. Bila ada gangguan pada sendi yangringan saja, maka yang pertama kali yang mengalami gangguan fungsi adalah kapsulsinovial, tetapi karena kapsul tersebut tidak memiliki reseptor nyeri, maka kita tidak merasa nyeri apabila ada gangguan, misalnya pada artrosis sendi.
2)       Kapsul fibrosaKarakteristiknya berupa jaringan fibrous keras dan memiliki saraf reseptor dan pembuluhdarah. Fungsinya memelihara posisi dan stabilitas sendi, dan memelihara regenerasikapsul sendi.


2.      Biomekanika sendi bahu
Ditinjau dari aspek gerak maka sendi bahu dapat dibagi menjadi dua, yaitu gerak secaraosteokinematika dan arthrokinmeatika.

a.      Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksiYaitu gerakan lengan ke depan, ke arah atas mendekati kepala, bergerak pada bidang sagital dan axisnya melalui pusat caput humeri dan tegak lurus bidangsagital. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid anterior dan ototsupraspinatus dari 0 ± 90 derajat, sedangkan untuk 90 ± 180 derajat di bantu olehotot pectoralis mayor, otot coracobrachialis, dan otot bicep brachii.

b.      Gerakan ekstensi
Yaitu gerakan lengan ke belakang yang menjauhi dari posisi anatomis, bergerak  pada bidang sagital. Otot penggerak utamanya adalah latissimus dorsi dan terasmayor. Sedankan pada gerakan hiper ekstensi teres mayor tidak berfungsi lagi,hanya sampai 90 derajat dan digantikan fungsinya oleh deltoid posterior.

c.       Gerakan abduksi
Yaitu gerakan pada bidang frontal dengan axisnya horisontal. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid midle dan supraspinatur. Abduksi sendi bahumeliputi tiga fase, yaitu: abduksi 0o ± 90o akan diikuti gerakan eksternal rotasi.Otot-otot yang berkerja pada fase ini adalah deltoid, seratus anterior, dan trapeziusascenden desenden. Gerakan ini dihambat oleh adanya tahanan peregangan darilatisimus dorsi dan pektoralis mayor.
 Abduksi 120o ± 180o melibatkan ototdeltoid, trapezius dan erector spine. Gerakan ini dikombinasikan abduksi, fleksidan vertebra.

d.      Gerakan adduksi
Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan abduksi. Otot penggerak utamanya adalah pectoralis mayor dibantu oleh otot latisimus dorsi,teres mayor serta otot sub scapulari. Luas gerak sendinya pada bidang frontal.

a.      Gerakan abduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang mendekati tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak gerak sendi 45o yang dimulai posisi anatomis.

b.      Gerakan adduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang menjauhi tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak gerak sendi 145o yang dimulai posisi anatomis.

c.  Gerakan eksorotasi
Yaitu gerakan sepanjang axis longitudinal yang melalui caput humeri. Gerakan inidilakukan oleh otot infraspinatus, teres mayor dan deltoid posterior.

d. Gerakan endorotasi
Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan eksorotasi. Gerakanini dilakukan oleh otot sub scapularis, pectoralis mayor, latisimus dorsi dan teresmayor 
e.  Gerakan sirkumduksi
Yaitu gerakan yang merupakan kombinasi dari semua gerakan di atas.

b.Gerakan arthrokinematika

Pada gerakan arthrokinmeatika meliputi dua gerakan roll dan slide. Roll adalah suatugerakan sendi dimana perubahan jarak titik kontak pada suatu permukaan sendi sama besarnya dengan perubahan jarak titik kontak permukaan sendi lawannya. Sedangkanslide adalah suatu gerakan sendi dimana hanya ada satu titik yang selalu kontak dengantitik-titik yang selalu berubah pada permukaan sendi lawannya.

Pada sendi bahu meliputi :

1)      Pada gerakan endorotasi caput humeris roll searah dengan gerakan endorotasi dan
slidenya ke posterior.
2)  Pada gerakan abduksi caput humeris roll searah dengan gerakan abduksi dan s  lidenyake caudal.
3)  Pada gerakan eksorotasi caput humeris roll searah gerak eksorotasi dan slide ventralagak medial

2 komentar: