Senin, 20 Juni 2016

Instructional Video for Range of Motion on Shoulder

Passive Range of Motion (ROM) Shoulder

Cara Melatih Otot Bahu (shoulder workout tutorial) | INDOFITNESS

LATIHAN AGAR BAHU BELAKANG MENJADI KEKAR

Bikin Bahu Belakang Lebih Kekar Dengan Variasi Latihan Ini

Memiliki bahu yang kekar akan membuat Anda semakin percaya diri. Berikut ini beberapa variasi latihan yang membantu Anda memiliki bahu belakang yang lebih kuat dan kekar.
latihan otot bahu

#Tentang bahu Anda

Sebelum melakukan latihan untuk bahu Anda, sebaiknya lebih dulu mengetahui beberapa hal tentang bahu Anda berikut ini.
1. Bagian otot bahu
Otot bahu memiliki tiga bagian utama yaitu bahu depan (Anterior Deltoid), bahu tengah (Middle Deltoid), dan bahu belakang (Posterior Deltoid). Dengan melatih secara intensif pada masing-masing bagian otot akan dapat meningkatkan kinerja bahu Anda.
2. Bahu sangat fleksibel
Dengan kondisi bahu yang fleksibel, Anda lebih mudah dan bebas untuk menggerakkan tangan secara bebas ke berbagai arah. Untuk memelihara persendian bahu, sebaiknya lakukan putaran lengan sebelum latihan dan peregangan setelah latihan.
3. Rentan cedera
Teknik latihan yang tidak sempurna berpotensi risiko cedera pada bahu. Mengapa? Karena bahu merupakan persendian yang paling tidak stabil pada tubuh Anda. Untuk menghindari risiko tersebut, pertahankan posisi tulang belikat tertarik ke belakang/depan ketika mendorong dan menurunkan beban saat latihan benchpress.

#Latihan untuk bahu

Ada banyak variasi latihan untuk masing-masing bahu. Dalam artikel DuniaFitnes.com kali ini akan berbagi mengenai variasi latihan untuk bahu bagian belakang.
1. Standing Bent-Over With Dumbbells
latihan otot bahu
Latihan yang pertama adalah Standing Bent-Over With Dumbbells. Gerakan pertama ini diawali dengan posisi berdiri namun lutut sedikit ditekuk. Kemudian bungkukan tubuh ke depan dengan kedua tangan masing-masing menggenggam dumbbell. Lalu angkat dumbbell setinggi yang Anda mampu dengan kedua lengan. Kembali ke posisi semula dan ulangi gerakan.
2. Seated Bent-Over With Dumbbells
latihan otot bahu
Latihan yang kedua ini hampir sama dengan yang pertama. Namun, latihan kali ini dilakukan sambil duduk. Duduk di bench dengan kaki merapat, sementara kedua tangan menggenggam dumbbell. Lalu angkat dumbbell setinggi yang Anda mampu. Kembali ke posisi semula dan ulangi gerakan. Cara ini mengisolasi delts bagian belakang Anda dengan sangat baik.
3. Seated Bent-Over On A Incline Bench
latihan otot bahu
Gerakan ini diawali dengan berbaring dengan posisi tengkurap di incline bench sambil kedua tangan menggenggam dumbbell. Lalu angkat dumbbell ke samping tubuh. Gunakan kedua kaki sebagai pijakan.
4. Standing Bent-Over With One Arm Using A Dumbbell
latihan otot bahu
Gerakan diawali posisi berdiri dengan posisi kaki selebar bahu. Bungkukan tubuh ke depan dengan tangan kanan bertumpu pada bench. Sementara tangan kiri memegang dumbbell. Lalu angkat dumbbell ke sisi atas. Kembali ke posisi awal. Lakukan pada masing-masing sisi.
5. Seated Reversed on a Pec Deck Machine
latihan otot bahu
Duduk dalam posisi berhadapan dengan mesin. Pegang kedua handle mesin dengan posisi bagian belakang tubuh Anda tegap. Tarik ke samping dan tahan beberapa detik sebelum kembali ke posisi awal. Latihan ini akan membantu Anda memiliki bahu bagian belakang yang lebih tebal ketika Anda memusatkan kekuatan pada bagian lengan dan bahu.
6. Standing With Two Arms Using Upper Cabbles
latihan otot bahu
Berdiri tegap dengan posisi kedua kaki tidak lebih lebar dari bahu, kedua tangan menggenggam handle cable ke arah depan. Tarik cable ke arah samping secara bersamaan.
7. Standing Bent-Over With One Arm Using a Lower Cable
latihan otot bahu
Variasi latihan ini hampir sama dengan one-arm dumbbell. Berdiri di samping cable dengan posisi kaki lebih lebar dari bahu kemudian bungkukkan tubuh ke depan. Gunakan tangan kanan untuk menarik cable ke arah samping hingga ke atas yang Anda mampu.

BIOMEKANIK SHOULDER JOINT

BIOMEKANIK SHOULDER JOINT

1.           Anatomi Fungsional Dan Biomekanik 

a.      Shoulder joint
Gerakan-gerakan yang terjadi digelang bahu dimungkinkan oleh sejumlah sendi yangsaling berhubungan erat, misalnya sendi kostovertebral atas, sendi akromioklavikular, permukaan pergeseran skapulotorakal dan sendi glenohumeral atau sendi bahu.Gangguan gerakan dalam sendi bahu sering mempunyai konsekuensi untuk sendi-sendiyang lain di gelang bahu dan sebaliknya.Sendi bahu dibentuk oleh kepala tulang humerus dan mangkok sendi, disebut cavitasglenoidalis. Sendi ini menghasilkan gerakan fungsional sehari-hari seperti menyisir,menggaruk kepala, mengambil dompet, dan sebagainya atas kerjasama yang harmonisdan simultan dengan seni-sendi lainnya. Cavitas glenoidalis sebagai mangkok sendi bentuknya agak cekung tempat melekatnya kepala tulang humerus dengan diameter cavitas glenoidalis yang pendek kira-kira hanya mencakup sepertiga bagian dan kepalatulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis membuat sendi tersebut tidak stabil namun paling luas gerakannya.Beberapa karakteristik dari pada sendi bahu yaitu : perbandingan antara permukaanmangkok sendinya dengan kepala sendi tidak sebanding, kapsul sendinya relative lemah.Otot-otot pembungkus sendi relative lemah seperti otot supraspinatus, infraspinatus, teresminor, dan subscapularis, gerakan paling luas, tetapi stabilitas sendi relatif kurang stabil.Dengan melihat keadaan sendi tersebut, maka sendi bahu lebih mudah mengalamigangguan fungsi dibandingkan dengan sendi lainnya.
b.      Kapsul sendi
Kapsul sendi terdiri atas dua lapisan :
1)      Kapsul sinovial (lapisan bagian dalam)Dengan karakteristik mempunyai jaringan fibrokolagen agak lunak dan tidak memilikisaraf reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya menghasilkan cairan sinovial sendi dansebagai transfomator makanan ke tulang rawan sendi. Bila ada gangguan pada sendi yangringan saja, maka yang pertama kali yang mengalami gangguan fungsi adalah kapsulsinovial, tetapi karena kapsul tersebut tidak memiliki reseptor nyeri, maka kita tidak merasa nyeri apabila ada gangguan, misalnya pada artrosis sendi.
2)       Kapsul fibrosaKarakteristiknya berupa jaringan fibrous keras dan memiliki saraf reseptor dan pembuluhdarah. Fungsinya memelihara posisi dan stabilitas sendi, dan memelihara regenerasikapsul sendi.


2.      Biomekanika sendi bahu
Ditinjau dari aspek gerak maka sendi bahu dapat dibagi menjadi dua, yaitu gerak secaraosteokinematika dan arthrokinmeatika.

a.      Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksiYaitu gerakan lengan ke depan, ke arah atas mendekati kepala, bergerak pada bidang sagital dan axisnya melalui pusat caput humeri dan tegak lurus bidangsagital. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid anterior dan ototsupraspinatus dari 0 ± 90 derajat, sedangkan untuk 90 ± 180 derajat di bantu olehotot pectoralis mayor, otot coracobrachialis, dan otot bicep brachii.

b.      Gerakan ekstensi
Yaitu gerakan lengan ke belakang yang menjauhi dari posisi anatomis, bergerak  pada bidang sagital. Otot penggerak utamanya adalah latissimus dorsi dan terasmayor. Sedankan pada gerakan hiper ekstensi teres mayor tidak berfungsi lagi,hanya sampai 90 derajat dan digantikan fungsinya oleh deltoid posterior.

c.       Gerakan abduksi
Yaitu gerakan pada bidang frontal dengan axisnya horisontal. Otot penggerak utamanya adalah otot deltoid midle dan supraspinatur. Abduksi sendi bahumeliputi tiga fase, yaitu: abduksi 0o ± 90o akan diikuti gerakan eksternal rotasi.Otot-otot yang berkerja pada fase ini adalah deltoid, seratus anterior, dan trapeziusascenden desenden. Gerakan ini dihambat oleh adanya tahanan peregangan darilatisimus dorsi dan pektoralis mayor.
 Abduksi 120o ± 180o melibatkan ototdeltoid, trapezius dan erector spine. Gerakan ini dikombinasikan abduksi, fleksidan vertebra.

d.      Gerakan adduksi
Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan abduksi. Otot penggerak utamanya adalah pectoralis mayor dibantu oleh otot latisimus dorsi,teres mayor serta otot sub scapulari. Luas gerak sendinya pada bidang frontal.

a.      Gerakan abduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang mendekati tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak gerak sendi 45o yang dimulai posisi anatomis.

b.      Gerakan adduksi horizontal
Yaitu gerakan lengan yang menjauhi tubuh dalam posisi abduksi lengan 90o dan mencapai jarak gerak sendi 145o yang dimulai posisi anatomis.

c.  Gerakan eksorotasi
Yaitu gerakan sepanjang axis longitudinal yang melalui caput humeri. Gerakan inidilakukan oleh otot infraspinatus, teres mayor dan deltoid posterior.

d. Gerakan endorotasi
Yaitu suatu gerakan yang merupakan kebalikan dari gerakan eksorotasi. Gerakanini dilakukan oleh otot sub scapularis, pectoralis mayor, latisimus dorsi dan teresmayor 
e.  Gerakan sirkumduksi
Yaitu gerakan yang merupakan kombinasi dari semua gerakan di atas.

b.Gerakan arthrokinematika

Pada gerakan arthrokinmeatika meliputi dua gerakan roll dan slide. Roll adalah suatugerakan sendi dimana perubahan jarak titik kontak pada suatu permukaan sendi sama besarnya dengan perubahan jarak titik kontak permukaan sendi lawannya. Sedangkanslide adalah suatu gerakan sendi dimana hanya ada satu titik yang selalu kontak dengantitik-titik yang selalu berubah pada permukaan sendi lawannya.

Pada sendi bahu meliputi :

1)      Pada gerakan endorotasi caput humeris roll searah dengan gerakan endorotasi dan
slidenya ke posterior.
2)  Pada gerakan abduksi caput humeris roll searah dengan gerakan abduksi dan s  lidenyake caudal.
3)  Pada gerakan eksorotasi caput humeris roll searah gerak eksorotasi dan slide ventralagak medial

Kekakuan dan Nyeri Sendi Bahu (Frozen Shoulder)

 
           Frozen shoulder, yang juga dikenal sebagai capsulitis adhesive adalah kondisi yang ditandai oleh kekakuan dan nyeri di sendi bahu. Tanda dan gejala biasanya mulai secara bertahap, memburuk dari waktu ke waktu dan menyembuh biasanya dalam satu atau dua tahun.
Risiko perkembangan frozen shoulder meningkat jika sedang pulih dari kondisi medis atau prosedur yang mempengaruhi mobilitas lengan Anda, seperti stroke atau mastektomi.
Pengobatan untuk frozen shoulder meliputi latihan peregangan dan, kadang-kadang diperlukan suntikan kortikosteroid dan obat analgetik ke kapsul sendi. Dalam persentase kecil kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk melonggarkan kapsul sendi sehingga dapat bergerak lebih bebas.
Frozen shoulder biasanya berkembang perlahan, dan dalam tiga tahap. Masing-masing tahap dapat bertahan beberapa bulan.
Tahap menyakitkan (painful stage)
Selama tahap ini, rasa sakit terjadi dengan gerakan bahu Anda, dan rentang bahu Anda tentang gerak mulai menjadi terbatas.
Tahap beku (frozen stage)
Nyeri mungkin mulai mengurangi selama tahap ini. Namun, bahu Anda menjadi kaku, dan kisaran gerak menurun.
Tahap Pencairan (thawing stage)
Selama tahap pencairan, jangkauan gerak di bahu Anda mulai untuk memperbaiki.
Bagi sebagian orang, rasa sakit memburuk pada malam hari, kadang-kadang mengganggu pola tidur normal.
Tulang, ligamen dan tendon yang membentuk sendi bahu Anda terbungkus dalam kapsul jaringan ikat. Frozen shoulder terjadi saat kapsul menebal dan mengencang sekitar sendi bahu,sehingga membatasi gerakan sendi.
Dokter tidak yakin mengapa hal ini terjadi pada beberapa orang dan tidak terjadi pada orang lain, meskipun itu lebih mungkin terjadi pada orang yang baru saja mengalami imobilisasi berkepanjangan bahu mereka, seperti setelah operasi atau patah tulang lengan.
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya frozen shoulder, seperti:
Usia dan jenis kelamin, Orang 40 dan lebih tua lebih mungkin mengalami bahu beku. Sebagian besar orang yang mengalami kondisi ini adalah perempuan.
Imobilitas atau mobilitas berkurang, Orang yang telah mengalami imobilitas berkepanjangan atau penurunan mobilitas dari bahu mereka berada pada risiko lebih tinggi terkena frozen shoulder. Imobilitas mungkin hasil dari banyak faktor, termasuk:
Cedera Manset rotator, patah lengan,pukulan, Pemulihan dari operasi, penyakit sistemik
Orang-orang yang memiliki masalah medis tertentu tampaknya cenderung berkembang menjadi frozen shoulder, seperti: diabetes, Overaktivitas tiroid (hipertiroidisme), hipotiroidisme, penyakit kardiovaskular, tuberculosis dan Penyakit Parkinson.
Pada umumnya pengobatan frozen shoulder meliputi pengendalian nyeri bahu dan menjaga rentang gerakan sendi bahu sebisa mungkin.
Obat-obatan
Penghilang rasa sakit, seperti aspirin dan ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan yang terkait dengan bahu beku. Dalam beberapa kasus, dokter anda mungkin meresepkan penghilang rasa sakit yang lebih kuat dan obat anti-inflamasi.

Terapi
Seorang terapis fisik dapat mengajarkan Anda latihan peregangan untuk membantu menjaga mobilitas sendi bahu anda sebisa mungkin.
Bedah dan prosedur lainnya
Frozen shoulder biasanya menjadi lebih baik sendiri dalam waktu 12 sampai 18 bulan. Untuk gejala persisten, dokter mungkin menyarankan:
Suntikan Steroid.
Penyuntikan kortikosteroid ke dalam sendi bahu Anda dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas bahu.
Distensi sendi.
Penyuntikan air steril ke dalam kapsul sendi dapat membantu meregangkan jaringan dan membuatnya lebih mudah untuk memindahkan sendi.
Manipulasi bahu.
Dalam prosedur ini, Anda menerima anestesi umum sehingga Anda akan sadar dan merasa sakit. Kemudian dokter bergerak sendi bahu Anda dalam arah yang berbeda, untuk membantu melonggarkan jaringan diperketat. Tergantung pada jumlah tenaga yang digunakan, prosedur ini dapat menyebabkan patah tulang.
Bedah.
Jika tidak ada yang lain telah membantu, Anda mungkin menjadi kandidat untuk pembedahan untuk mengangkat jaringan parut dan perlengketan di dalam sendi bahu Anda. Dokter biasanya melakukan operasi secara arthroscopically, dengan bantuan kamera sendi, instrumen tabung dimasukkan melalui sayatan kecil sekitar sendi Anda.
Yang dapat anda lakukan dalam kegiatan sehari-hari adalah terus menggunakan bahu yang sakit dan ekstremitas sebagai aktivitas kehidupan sehari-hari sebisa mungkin dalam batas-batas rasa sakit dan rentang keterbatasan gerak sendi. Mengompres dengan air panas atau dingin ataupun dengan minyak untuk bahu Anda dapat membantu mengurangi rasa sakit.
Selain pendekatan terapi di atas ada juga pendekatan terapi alternatif, seperti:
Akupunktur
Akupunktur adalah prosedur yang telah digunakan di Cina selama ribuan tahun. Ini melibatkan memasukkan jarum yang sangat halus pada kulit Anda di titik-titik tertentu pada tubuh Anda. Biasanya, jarum tetap di tempat selama 15 sampai 40 menit. Selama waktu itu mereka dapat dipindahkan atau dimanipulasi. Karena jarum seperti rambut tipis dan fleksibel dan biasanya dimasukkan dangkal, pengobatan akupunktur sebagian besar relatif tidak menyakitkan.
Stimulasi listrik saraf transkutan (TENS)
Sebuah unit TENS memberikan arus listrik kecil untuk poin-poin kunci pada jalur saraf. Saat ini, disampaikan melalui elektroda ditempelkan ke kulit Anda, tidak menyakitkan atau merugikan. Itu tidak diketahui persis bagaimana TENS bekerja, tapi itu berpikir bahwa mungkin merangsang pelepasan rasa sakit-menghambat molekul (endorfin) atau blok serat nyeri yang membawa impuls nyeri.
Salah satu penyebab paling umum dari bahu beku adalah imobilitas yang mungkin timbul selama pemulihan dari cedera bahu lengan, rusak atau stroke. Jika anda pernah mengalami cedera yang membuatnya sulit untuk bergerak bahu Anda, berbicara dengan dokter Anda tentang apa latihan akan menjadi yang terbaik untuk mempertahankan jangkauan gerak pada sendi bahu Anda.
Adapun latihan-latihan yang bisa anda lakukan dalam masa penyembuhan frozen shoulder bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

sumber: mayo clinic, physicaltherapy, dan sumber lainnya
artikel ini dibuat untuk bapak saya, semoga lekas sembuh.

apa itu frozen shoulder???

Frozen shoulder merupakan penyakit dengan karakteristik nyeri dan keterbatasan gerak, dan penyebabnya idiopatik yang sering dialami oleh orang berusia 40-60 tahun dan memiliki riwayat trauma sering kali ringan. Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini merupakan respon auto immobization terhadap hasil – hasil rusaknya jaringan lokal. Meskipun penyebab utamanya idiopatik, banyak yang menjadi predisposisi frozen shoulder, selain dugaan adanya respon auto immobilisasi seperti yang dijelaskan di atas ada juga faktor predisposisi lainnya yaitu usia, trauma berulang (repetitive injury), diabetes mellitus, kelumpuhan, pasca operasi payudara atau dada dan infark miokardia, dari dalam sendi glenohumeral (tendonitis bicipitalis, infalamasi rotator cuff, fracture) atau kelainan ekstra articular (cervical spondylisis, angina pectoris). Pada frozen shoulder terdapat perubahan patologi pada kapsul artikularis glenohumeral yaitu perubahan pada kapsul sendi bagian anterior superior mengalami synovitis, kontraktur ligamen coracohumeral, dan penebalan pada ligamen superior glenohumeral, pada kapsul sendi bagian anterior inferior mengalami penebalan pada ligamen inferior glenohumeral dan perlengketan pada ressesus axilaris, sedangkan pada kapsul sendi bagian posterior terjadi kontraktur, sehingga khas pada kasus ini rotasi internal paling bebas, abduksi terbatas dan rotasi eksternal paling terbatas atau biasa disebut pola kapsuler. Perubahan patologi tersebut merupakan respon terhadap rusaknya jaringan lokal berupa inflamasi pada membran synovial.dan kapsul sendi glenohumeral yang membuat formasi adhesive[1] sehingga menyebabkan perlengketan pada kapsul sendi dan terjadi peningkatan viskositas cairan sinovial sendi glenohumeral dengan kapasitas volume hanya sebesar 5-10ml, yang pada sendi normal bisa mencapai 20-30ml[2], dan selanjutnya kapsul sendi glenohumeral menjadi mengkerut, pada pemeriksaan gerak pasif ditemukan keterbatasan gerak pola kapsular dan firm end feel dan inilah yang disebut frozen shoulder. Histologis frozen shoulder yang terjadi pada sendi glenohumeral seperti telah dijelaskan di atas adalah kehilangan ekstensibilitas dan termasuk abnormal cross-bridging diantara serabut collagen yang baru disintesa dengan serabut collagen yang telah ada dan menurunkan jarak antar serabut yang akhirnya mengakubatkan penurunan kandungan air dan asam hyaluronik secara nyata. Pada pasca immobilisasi perlekatan jaringan fibrous menyebabkan perlekatan atau adhesi intra artikular dalam sendi sinovial dan mengakibatkan nyeri serta penurunan mobilitas. Reserve scapulohumeral rhytm yang terjadi pada penderita frozen shoulder menyebabkan kompensasi skapulothorakal, kompensasi tersebut menyebabkan overstretch karena penurunan lingkup gerak sendi skapulothoracik, hal tersebut juga membuat sendi acromioclavicular menjadi hipermobile. Keterbatasan gerak yang ditimbulkan oleh frozen shoulder dapat mengakibatkan hipomobile pada facet sendi intervertebral lower cervical dan upper thoracal. Pada tahap kronis frozen shoulder dapat menyebabkan antero position head posture karena hipomobile dari struktur cervico thoracal. Hipomobile facet lower cervical dan upper thoracal juga dapat menyebabkan kontraktur pada ligamen supraspinosus, ligamentum nuchae dan spasme pada otot–otot cervicothoracal , spasme tersebut bila berkelanjutan dapat menyebabkan nyeri pada otot–otot cervicothoracal. Nyeri yang ditimbulkan oleh frozen shoulder dan spasme cervico thoracal akibat frozen shoulder dapat menyebabkan terbentuknya “vicious circle of reflexes” yang mengakibatkan medulla spinalis membangkitkan aktifitas efferent sistem simpatis sehingga dapat menyebabkan spasme pada pembuluh darah kapiler akan kekurangan cairan sehingga jaringan otot dan kulit menjadi kurang nutrisi. Pengaruh refleks sistem simpatik pada otot pada tahap awal menunjukkan adanya peningkatan suhu, aliran darah, gangguan metabolisme energi phospat tinggi dan pengurangan konsumsi oksigen pada tahap akhir penyakit nonspesifik dan abnormalitas histology dapat terjadi. Hal tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan membuat otot-otot bahu menjadi lemah dan dystrophy. Karena stabilitas glenohumeral sebagian besar oleh sistem muskulotendinogen , maka gangguan pada otot-otot bahu tersebut akan menyebabkan nyeri, menurunnya mobilitas, sehingga mengakibatkan keterbatasan LGS bahu. Ultrasound merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang secara klinis sering diaplikasikan untuk tujuan terapeutik pada kasus-kasus tertentu termasuk kasus muskuloskeletal. Terapi ultrasound menggunakan energi gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000Hz yang tidak mampu ditangkap oleh telinga atau pendengaran. Dengan pemberian modalitas ultra sonic dapat terjadi iritan jaringan yang menyebabkan reaksi fisiologis seperti kerusakan jaringan, hal ini disebabkan oleh efek mekanik dan thermal ultra sonik. Pengaruh mekanik tersebut juga dengan terstimulasinya saraf polimedal dan akan dihantarkan ke ganglion dorsalis sehingga memicu produksi “P subtance” untuk selanjutnya terjadi inflamasi sekunder atau dikenal “neurogeic inflammation”. Namun dengan terangsangnya “P” substance tersebut mengakibatkan proses induksi proliferasi akan lebih terpacu sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan yang mengalami kerusakan. Pengaruh nyeri terjadi secara tidak langsung yaitu dengan adanya pengaruh gosokan membantu “venous dan lymphatic”, peningkatan kelenturan jaringan lemak sehingga menurunnya nyeri regang dan proses percepatan regenerasi jaringan. Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri.

frozen shoulder

FROZEN SHOULDER
 DEFINISI Frozen shoulder atau bahu beku adalah kelainan sendi yang diakibatkan karena terjadinya perlengketan antar kapsul sendi bahu dengan tendon otot-otot bahu di sekitarnya. Perlengketan ini umumnya disebabkan karena adanya peradangan pada salah satu tendon otot bahu yang berlangsung cukup lama atau kronis. Penebalan dan perlengketan kapsul sendi karena proses peradangan lama Penebalan dan perlengketan kapsul sendi karena proses peradangan lama Sumber : www.moveforwardpt.com Nama lain dari frozen shoulder adalah adhesive capsulitis. Kelainan ini menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan pada sendi yang mengakibatkan terbatasnya gerakan bahu ke segala arah. Seiring waktu, bahu menjadi sangat sulit untuk digerakkan. Frozen shoulder terjadi pada sekitar 2% dari populasi umum dan termasuk 5 penyebab tersering keluhan nyeri pada bahu, paling sering mempengaruhi orang berusia antara 40-60 tahun dan wanita lebih rentan mengalaminya dibanding pria. Sendi bahu adalah sendi putar yang dikelilingi oleh banyak otot, tendon dan ligament (jaringan pengikat dan jaringan penyangga ). Sendi ini dibentuk oleh 3 macam tulang yaitu tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (scapula) dan tulang selangka (clavicula). Bagian atas (kepala) tulang lengan atas akan masuk ke dalam suatu cekungan yang dibentuk oleh tulang belikat dan diikat oleh jaringan ikat yang kuat yang disebut sebagai kapsul bahu yang berfungsi menstabilkan posisi lengan atas agar tetap berada dalam cekungannya. Kapsul bahu akan mengelilingi sendi bahu dan Rotator Cuff tendon. Sendi bahu otot dan tulang-tulang pembentuknya Sendi bahu, otot dan tulang-tulang pembentuknya Sumber ” www.aafp.org Sendi bahu memiliki arah gerakan (range of motion) yang paling banyak dibanding sendi-sendi lainnya. Hal inilah yang membuat kita dapat melakukan begitu banyak gerakan menggunakan bahu, seperti mengangkat lengan ke atas, samping, belakang, dan juga memutar dan menyilangkan lengan. Adanya cairan pelumas sendi (cairan sinovial) akan semakin memudahkan sendi untuk bergerak. PENYEBAB Penyebab terjadinya frozen shoulder tidak sepenuhnya dipahami. Pada frozen shoulder, jaringan halus dari kapsul bahu akan mengeras, menebal dan meradang disertai timbulnya perlengketan antara kapsul bahu dengan tendon-tendon otot yang berada di sendi bahu. Hal ini umumnya terjadi akibat peradangan yang berlangsung cukup lama yang dipicu cedera ringan karena pemakaian berulang ataupun karena faktor lain seperti pada penyakit kronis. Perlengketan dan penebalan kapsul sendi bahu Perlengketan dan penebalan kapsul sendi bahu Sumber : www.shouldereducation.dreamhosters.com & www.staceycookmassage.com Beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko untuk menderita frozen shoulder adalah sebagai berikut : • Imobilisasi sendi bahu. Frozen shoulder sering terjadi pada seseorang yang terlalu lama tidak menggunakan/menggerakkan bahunya. Umumnya ini terjadi pada penderita post operasi cedera tulang bahu, post operasi dada atau payudara, atau cedera lainnya atau karena kondisi kesehatan yang kronis seperti pada penderita Diabetes, Stroke atau adanya Artritis inflamasi kronis pada sendi bahu. • Penderita penyakit medis tertentu seperti Diabetes Mellitus, Hipertiroid (aktifitas kelenjar tiroid yang berlebihan), Hipotiroid (aktifitas kelenjar Tiroid yang kurang), penderita penyakit Kardiovaskuler (Stroke, Penyakit Jantung), Tuberculosis dan Parkinson. Penderita Diabetes memiliki risiko untuk mengalami frozen shoulder sekitar 10 – 20%. Mekanisme pasti tidak diketahui secara jelas, namun beberapa diantaranya dikaitkan dengan penurunan aktifitas sendi bahu yang cukup berarti. • Cedera khususnya yang diakibatkan aktifitas berulang dan berlebih yang menggunakan sendi bahu (lihat bab Tendinitis Rotator Cuff). Gerakan berulang dan berlebih pada bahu dapat menyebabkan puncak dari tulang lengan atas bergesekan dengan sebagian sendi bahu dan tendonnya, sehingga menyobek serat-seratnya. Cedera ringan dapat menyebabkan reaksi radang lokal atau tenditinitis dan bursitis. Kondisi ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya bila diistirahatkan dari gerakan-gerakan yang memicu gesekan tersebut. Namun rasa nyeri akibat peradangan pada tendon otot bahu sering menyebabkan penderita akan semakin mengurangi gerakannya, dan bila berlangsung cukup lama, justru akan menimbulkan masalah baru yaitu terjadinya keluhan bahu beku (frozen shoulder). • Wanita. Wanita umumnya pada masa menopause lebih berisiko mengalami frozen shoulder dibanding pria. Namun mekanisme pasti juga tidak diketahui secara jelas. GEJALA Keluhan dan gejala biasanya mulai secara bertahap, memburuk dari waktu ke waktu sejalan perubahan yang terjadi pada kapsul sendi bahu. Tanda khas dari gejala ini adalah rasa nyeri, kekakuan sendi dan kehilangan jangkauan gerak bahu. Penderita akan kesulitan menggerakkan bahu, baik ketika penderita menggerakkan bahunya sendiri atau dengan bantuan orang lain. Rasa nyeri akan timbul secara bertahap sejalan dengan semakin kakunya sendi dan kesulitan dalam bergerak. Pada kasus yang parah dan lama, rasa nyeri timbul setiap saat tanpa dipicu pergerakan dan akan menggangu waktu istirahat/tidur. Rasa kaku pada sendi terjadi akibat pembentukan jaringan parut, penebalan dan penyusutan kapsul sendi yang mengelilingi sendi bahu. Hal ini menyebabkan bahu semakin kehilangan rentang geraknya, sehingga aktifitas kegiatan sehari-hari menjadi sangat terhambat. Proses ini berlangsung hingga 6 minggu sampai 9 bulan. Dalam kasus yang parah, penderita mungkin tidak dapat menggerakkan bahunya sama sekali. Pola nyeri dan keterbatasan gerak akibat pembentukan jaringan parut pada frozen shoulder Pola nyeri dan keterbatasan gerak akibat pembentukan jaringan parut pada frozen shoulder Sumber : www.aidmyfrozenshoulder.com DIAGNOSA Diagnosa didasarkan dari gejala nyeri yang ada dan riwayat penyakit atau aktifitas sebelumnya. Gejala yang timbul akibat frozen shoulder umumnya berjalan secara lambat dan bersifat kronis. Beberapa keadan lain seperti peradangan sendi atau otot bahu, artritis degeneratif sendi bahu, juga dapat memberikan keluhan dan gejala yang hampir sama, yaitu pembengkakan, nyeri dan kekakuan, namun gejala umumnya timbul lebih cepat. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan rentang gerak sendi bahu yang secara signifikan terbatas, baik ketika bahu digerakkan sendiri oleh penderita (pemeriksaan jangkauan aktif gerak) atau saat bahu digerakkan oleh pemeriksa (pemeriksaan jangkauan pasif gerak). Keterbatasan gerak bahu hampir ke segala arah baik pada pemeriksaan jankauan aktif dan pasif, dan hal ini yang membedakan dengan kelainan tendinitis pada Rotator Cuff (peradangan pada tendon otot-otot bahu), dimana nyeri dan keterbatasan arah pergerakan sendi lebih sesuai dengan lokasi tendon yang mengalami peradangan (tidak ke segala arah). Pemeriksaan penunjang seperti Foto Rontgen, MRI (Magnetic Resonance Imaging) atau ultrasonografi kadang diperlukan untuk memastikan diagnosis ataupun untuk mengesampingkan penyebab lain dari keluhan yang timbul, seperti kemungkinan adanya artritis, atau sobekan pada tendon di Rotator Cuff. Gambaran MRI pada frozen shoulder Gambaran MRI pada frozen shoulder Sumber : www.shoulderorthopaedist.com.au PENGOBATAN Jenis pengobatan yang harus dilakukan tergantung pada seberapa parah kondisi frozen shoulder yang dialami dan seberapa jauh kelainan tersebut sudah berkembang, walau umumnya membutuhkan waktu yang cukup lama dengan kisaran waktu 1 hingga 3 tahun. Tanpa pengobatan yang agresif, kondisi frozen shoulder ini dapat menjadi permanent. Fokus pengobatan adalah untuk mengontrol rasa nyeri dan mengembalikan gerakan dan kekuatan otot-otot bahu. Ada dua pilihan dasar untuk pengobatan yaitu pengobatan konservatif atau non bedah dan pengobatan secara bedah (operatif). . Lebih dari 90% penderita akan membaik dengan metode perawatan konservatif. 1. Obat-obatan • Obat Antiinflamasi Non Steroid seperti Ibuprofen atau Naproxen sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan. Dosis obat yang diperlukan kadang lebih tinggi dari dosis untuk mengurangi nyeri dan mengingat efek sampingnya, diperlukan dosis yang direkomendasikan oleh dokter. • Penggunaan obat-obatan untuk mengurangi proses inflamasi seperti Kortikosteroids atau campuran kortokosteroid dan anestesi lokal sering dilakukan. Kortikosteroid sering diberikan dalam bentuk injeksi pada area nyeri. Injeksi Kortikosteroid umumnya diberikan pada proses akut dengan keluhan nyeri yang hebat, meskipun tidak semua orang akan mendapatkan efek yang sama. Jika efek injeksi dirasa membantu, biasanya tindakan ini akan diulang sebulan sekali sampai 3 kali. Injeksi harus dilakukan oleh dokter yang telah terlatih untuk melakukan tindakan ini. Untuk pemakaian oral, harus hati-hati mengingat efek samping yang ditimbulkannya seperti penipisan kulit, memar, osteoporosis, tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang tinggi dan katarak. Orang-orang dengan ulkus peptikum, tekanan darah tinggi, infeksi yang tidak teratasi, diabetes, dan glaukoma sebaiknya tidak menggunakan kortikosteroid. Terapi injeksi Untuk meredakan nyeri dan peradangan Terapi injeksi Untuk meredakan nyeri dan peradangan Sumber : www.rotatorcuffinjurytips.net 2. Terapi fisik (fisioterapi) dan latihan fisik • Terapi fisik (Fisioterapi) merupakan perpaduan terapi menggunakan alat-alat ultrasound, laser dan pelatihan fisik. Ultrasound adalah metode terapi dengan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) pada daerah yang terkena. Gelombang suara ini akan diubah menjadi panas pada jaringan tangan bagian dalam, sehingga melebarkan pembuluh darah dan memberikan suplai oksigen yang lebih banyak pada daerah yang cedera. Terapi ini seringkali diberikan bersama dengan latihan fisik dan dilakukan oleh dokter ahli. Terapi ini umumnya dilakukan selain untuk memperbaiki kondisi jaringan yang meradang, juga untuk mempersiapkan bahu menjalani latihan fisik yang berfungsi untuk menjaga rentang gerak bahu dan melatih kekuatan otot-otot bahu. • Latihan fisik berupa peregangan dan latihan rentang gerak sendi bahu direkomendasikan di awal periode pemulihan untuk membantu menjaga mobilitas sendi dan fleksibilitas dari otot-otot dan tendon di bahu dan untuk meningkatkan jangkauan gerak sendi. Beberapa variasi latihan peregangan akan diajarkan oleh dokter atau seorang ahli terapi fisik (fisioterapis) dengan semakin meningkatkan intensitas latihan dan rentang gerak sendi hingga diharapkan dapat benar-benar pulih. Beberapa variasi latihan peregangan yang dianjurkan sebagai berikut : (1). Gerakan Eksternal Rotation (peregangan /stretch pasif). Posisi berdiri di ambang pintu dan tekuk lengan yang sakit dengan posisi siku 90° untuk mencapai pintu tersebut. Kemudian lakukan gerakan menjauh dan memutar tubuh anda seperti yang ditunjukkan pada gambar no (1). Tahan gerakan ini selama ± 30 detik. Istirahat sejenak dan kemudian ulangi kembali. (2). Gerakan Forward Flexion Latihan ini dilakukan dengan posisi tubuh berbaring telentang dengan kaki lurus. Gunakan lengan yang sehat untuk mengangkat lengan yang sakit hingga di atas kepala sampai dirasakan peregangan ringan pada area bahu yang sakit. Tahan posisi ini selama ± 15 detik dan turunkan lengan perlahan-lahan hingga kembali ke posisi awal. Istirahatkan sejenak dan ulangi gerkan ini kembali. (3). Crossover Arm Stretch Tarik lengan yang sakit menuju dada tepat di bawah dagu sejauh mungkin tanpa menimbulkan rasa nyeri. Tahan selama ± 30 detik, istirahatkan sejenak dan ulangi kembali gerakan tersebut. Latihan fisik untuk peregangan dan melatih rentang gerak sendi bahu Latihan fisik untuk peregangan dan melatih rentang gerak sendi bahu Sumber : www.zipheal.com • Pemberian tapping akan membantu meredakan ketegangan dan menjaga posisi bahu tetap normal. Pemberian tapping untuk mengurangi ketegangan Pemberian tapping untuk mengurangi ketegangan Sumber : www.ortho.ucla.edu Jika pengobatan secara konservatif tidak membantu, operasi kadang-kadang dilakukan untuk melonggarkan, meregangkan atau melepaskan kapsul sendi dan beberapa jaringan ketat di sekitar bahu. Dua operasi yang sering dilakukan yaitu tindakan manipulasi di bawah anestesi dan operasi menggunakan arthroscope untuk memotong jaringan ketat dan jaringan parut yang ada. Pada tindakan manipulasi dibawah anestesi, penderita akan ditidurkan dan kemudian dokter akan memaksa bahu penderita untuk bergerak yang menyebabkan kapsul dan jaringan parut menjadi regang atau sobek. Hal ini bertujuan untuk melepaskan perlengketan dan meningkatkan jangkauan gerak sendi. Komplikasi dari tindakan ini dapat terjadi patah tulang lengan atas. Setelah menjalani tindakan manipulasi, penderita diharapkan tetap aktif melatih bahu agar mobilitas dan fungsinya dapat kembali normal atau mendekati normal. Tindakan manipulasi dibawah anestesi untuk melonggarkan jaringan parut di sendi bahu Tindakan manipulasi dibawah anestesi untuk melonggarkan jaringan parut di sendi bahu Sumber : www.aidmyfrozenshoulder.com Operasi lainnya menggunakan atrhroscope, yaitu sebuah alat (instrumen) kecil yang dimasukkan ke area bahu melalui sayatan kecil di bahu. Tindakan operasi menggunakan Arthroscope untuk melepas jaringan parut Tindakan operasi menggunakan Arthroscope untuk melepas jaringan parut Sumber : www.delhiarthroscopy.com Dalam banyak kasus, tindakan manipulasi dan tindakan atrhroscope diperlukan secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Operasi ini dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Dan umumnya akan didapatkan hasil yang baik dengan kombinasi kedua metode ini. Hasil rentang gerak sendi setelah operasi Arthroscope Hasil rentang gerak sendi setelah operasi Arthroscope Sumber : www.aidmyfrozenshoulder.com Setelah operasi, latihan fisik tetap diperlukan untuk mempertahankan gerak yang dicapai dari hasil operasi. Waktu pemulihan bervariasi, mulai dari 6 minggu hingga 3 bulan. Hasil jangka panjang setelah operasi umumnya baik, dengan penurunan rasa nyeri dan jangkauan sendi yang semakin meluas. Namun dalam beberapa kasus, meski telah beberapa tahun, gerak sendi tidak sepenuhnya kembali normal dan sejumlah kecil kekakuan tetap ada. Pada periode rehabilitasi, sangat penting untuk mencegah terjadinya re-injury jaringan. Penderita harus menghindari gerakan bahu yang tiba-tiba, gerakan menyentak atau angkat beban berat dengan bahu yang sakit. PENCEGAHAN Salah satu penyebab yang paling umum dan sering terjadi adalah karena imobilitas (tidak bergeraknya) sendi bahu yang cukup lama. Hal ini umum terjadi pada masa pemulihan dari cedera bahu, patah lengan atau pada penyakit kronis yang menyebabkan penderita mengurangi aktifitas gerakan atau akibat ketidakmampuannya untuk bergerak, seperti pada penderita stroke. Bila hal ini terjadi, lakukan konsultasi kepada dokter ahli untuk memastikan langkah yang harus ditempuh agar kejadian frozen shoulder tidak terjadi. REFERENSI • Frozen Shoulder. American Academy of Orthopedics Surgeon. OrthoInfo.2014. • Frozen Shoulder. Mayo Clinic.2014 • Frozen Shoulder. WebMd.2014 • Frozen Shoulder. Medicinet.com.2014 • Frozen Shoulder. NHS Choice.2014